Trisno Suwito, Sang Pelestari Umbi - Umbian
Jauh di pelosok Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong tepanya di Dusun Plarung sejak tahun 2001 Trisno Suwito (67) berupaya mengumpulkan dan menyelamatkan umbi-umbian langka. Hal ini berlatarbelakang dari pengalaman hidup dimana keluarganya pernah mengalami kesulitan hidup terutama pemenuhan kebutuhan pangan pada era tahun 60-an. Kemudian Almarhum orang tua juga berpesan untuk menyelamatkan umbi-umbian langka yang telah menyelamatkan hidup mereka. Penyelamatan umbi-umbian itu merupakan wujud rasa terimakasih keluarga kepada umbi-umbian yang menyelamatkan keluarga mereka.
Upaya penyelamatan ini dilaksanakan semenjak tahun 2001 dan sampai saat ini masih konsisten melakukan upaya tersebut. Saat ini Trisno berhasil mengumpulkan puluhan jenis umbi- umbian yang langka seperti gembili jempina (Dioscorea sp) dan gembili wulung/ungu (Dioscorea sp). Umbi – umbian lainya yang diselamatkan antara lain umbi senggani ulo yang bentuknya mirip ular yang melingkar, umbi legi, compleng (Amorphopallus sp), coklok, katak (Dioscorea pentafolia), dan beberapa jenis ganyong (Kanna edulif).
Umbi-umbian langka itu ditanam lagi di ladang yang luasnya hanya seperempat hektar. Selain sempit, ladang seperti ladang-ladang di daerah Perbukitan Seribu pada umumnya, hanya berupa petak tandus yang ada di sela-sela bebatuan cadas. Tumbuh-tumbuhan, termasuk umbi-umbian, di ladang itu seperti tumbuh di atas batu. Kedalaman tanah di ladang itu kadang hanya 10 cm, selebihnya yang ditemukan hanya bebatuan.
Upaya mengumpulkan umbi langka itu pastilah menguras dana yang sudah tipis. Dana tersebut dibutuhkan untuk membeli bambu sebagai rambatan umbi-umbian itu yang harus mengeluarkan uang Rp 1.000 per batang. Saat ini sudah lebih dari ratusan batang bambu yang habis untuk membuat rambatan.
Kiprah Trisno Suwito terkait penyelamatan umbi-umbian lokal saat ini juga sudah mulai diketahui banyak pihak. Dari berbagai pihak sudah ada yang meminta bibit umbi-umbian baik untuk diteliti maupun dikembangkan di daerah lain antara lain dari Balai Pembibitan Malang, Madiun, Bojonegoro, ITB Bogor, UGM, dan Universitas Atmajaya. Semoga dengan hal tersebut dapat mengembangkan potensi umbi-umbian serta melestarikan keberadaannya.
Atas jerih payah dan kepeduliannya terhadap pelestarian dan pengembangan keanekaragaman hayati khususnya umbi-umbian lokal sebagai bentuk upaya ketahanan pangan maka pada tahun 2018 ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul mengusulkan beliau Bapak Trisno Suwito untuk mengikuti seleksi KEHATI Award tingkat DIY dan hasilnya beliau memperoleh penghargaan KEHATI Award dimana penghargaan tersebut telah disampaikan pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa tingkat DIY yang diselenggarakan di Alun-alun Wonosari tanggal 9 Desember 2018 yang lalu. Dengan penghargaan tersebut diharapkan dapat lebih memotivasi beliau dalam upayanya melestarikan umbi-umbian lokal.
Berita Terkait
- Penyuluhan Ekowisata di Kalurahan Tegalrejo
- Evaluasi Proklim di Grogol 3
- Evaluasi Proklim di Songbanyu
- Pembinaan Pantai Dan Laut Lestari
- Rapat Koordinasi Proklim