Pertemuan Rutin JPSM , Peserta Belajar Budidaya Magot
Kamis, 16 Juli 2020 diadakan pertemuan rutin JPSM di rumah Sugiyanto, Dusun Kalidadap, Gari, Wonosari. Peserta yang hadir merupakan perwakilan kelompok Bank Sampah dari setiap kecamatan se-Kabupaten Gunungkidul.
Acara dibuka oleh pembina JPSM, Dwi Wiyani,yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul (DLH GK).
Untuk menambah wawasan peserta, dijelaskan pula materi tentang budidaya magot oleh Kosdiyana. Beliau menjelaskan mengenai pengelolaan sampah organik rumah tangga dengan larva lalat BSF (Black Soldier Fly) atau biasa disebut dengan "magot". Larva lalat BSF bermetamorfosis seperti kupu-kupu, di dfalam tubuh larva tersebut mengandung bakteri baik yang dapat mengurai sampah. Larva magot tidak sebagai vector penyakit. Magot mempunyai kandungan protein dan asam amino tinggi dan bisa untuk pakan ternak. Untuk pengelolaan sampah organik 1 kg magot dapat mengurai 2 kg sampah organik selama 24 jam. Residu sampah organik yang biasa disebut kasgot dapat digunakan sebagai pupuk.
Setelah selesai materi, peserta belajar langsung budidaya magot. Peserta diajak ke ruangan kandang tempat lalat untuk berreproduksi, kemudian telur yang ada di kandang dipindahkan ke wadah lain di luar kandang kemudian diberi tanggal. Setelah vtelur menetas menjadi magot, kemudian dipindahkan ke wadah lain untuk diberi makan sampah organik. Magot yang besar dapat digunakan sebagai pakan ayam atau dibudidaya hingga menjadi prepupa.
Berita Terkait
- Peresmian TPS3R Tepus dan Kemadang
- BIMTEK Tahap I Penguatan Kelembagaan
- BIMTEK Pengolahan Sampah bagi TPS3R Ngawu Asri
- Evaluasi Bank Sampah dan TPS3R di Kabupaten Gunungkidul
- Kunjungan ke TPAS Wukirsari